1.
Peranan fosfor adalah untuk klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi
tulang dan gigi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang.
Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk
melepas fosfor dari jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan
kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
2.
Mengatur pengalihan energi. Melaui
proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam
pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu
gugus fosfat ditambahkan pada ADP (Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin
Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP
diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk
keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
3.
Absorpsi dan transportasi zat gizi.
Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat
gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan
fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat
gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam
sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk
fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga
lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot
berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
Fosfor
dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah
dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor
berasal dari Air Susu Ibu/ ASI. Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi
dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh
anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat
mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Dalam
bahan pangan, fosfor terdapat dalam berbagai bahan organik dan anorganik. Enzim
dalam saluran pencernaan membebaskan fosfor yang anorganik dari ikatannya
dengan bahan organik. Sebagian besar fosfor diserap tubuh dalam bentuk
anorganik, khususnya di bagian atas duodenum yang bersifat kurang alkalis 70%
yang dicerna akan diserap. Pada umumnya jumlah fosfor yang dianjurkan untuk
dikonsumsi sebanyak 0,7 g per orang dewasa per hari, kira-kira sama dengan
kalsium.
Sumber
fosfor yang utama adalah bahan makanan dengan kadar protein tinggi seperti
daging, unggas, ikan, dan telur. Biji-bijian terutama bagian lembaganya dan
biji-bijian yang utuh (pecah kulit) juga banyak mengandung fosfor. Bahan pangan
yang kaya protein dan kalsium biasanya juga kaya akan fosfor.
Fosfor
merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan.
Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat,
yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak
dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di
dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya
terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan
ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang
terdapat dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid,
fosfor merupakan komponen struktural dinding sel. Sebagai fosfat organik,
fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan
atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
Fosfor
sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serealia tidak
dapat dihidrolisis, oleh karena itu dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan
lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh
dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut
air.
Dalam
bidang kesehatan unsur fosfor mempunyai banyak kegunaannya diantara lain:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar