A. Sejarah Chikungunya
Sekitar 200-300 tahun lalu virus
chikungunya merupakan virus pada hewan primata di tengah hutan atau savana di
Afrika. Satwa primata yang dinilai sebagai pelestari virus adalah bangsa babon (Papio
sp), Cercopithecus sp. Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan
identifikasi virus baru berhasil dilakukan ketika terjadi wabah di Tanzania
1952-1953. Baik virus maupun penyakitnya kemudian diberi nama sesuai bahasa
setempat yaitu bahasa Swahili, berdasarkan gejala pada penderita. Cikungunya berasal dari bahasa Swhili berdasarkan gejala
pada penderita, yang berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung, mengacu pada
postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat. Nyeri sendi ini
menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan
Laboraturium Kanada,
terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.
Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia,
masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Gejala penyakit ini
termasuk demam mendadak yang mencapai 39
derajat Celcius, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari
kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam atau kumpulan
bintik-bintik kemerahan pada kulit.
B. Pengertian Chikungunya
Cikungunya merupakan penyakit sejenis demam virus yang
disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies nyamuk
Aedes aegypti, spesies yang juga menyebarkan penyakit Demam Berdarah.
Chikungunya juga menimbulkan gejala yang mirip dengan gejala Demam Berdarah,
yaitu antara lain demam tinggi, nyeri pada sendi, dan ruam merah. Namun ruam
pada Demam Berdarah memiliki warna merah yang terang dan bisa menyebar ke
seluruh tubuh.
C.
Penyebab Penyakit Chikungunya
Penyakit Chikungunya disebabkan
oleh Virus Chikungunya (CHIKV), CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, Genus
alphavirus, dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
D. Gejala Chikungunya
Gejala utama terkena penyakit
Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di
persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa
pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulangtulang, ada yang
menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip
dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu
Masa inkubasi dari demam Chikungunya
dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari.
virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun,
rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.
Chikungunya
dapat menyerang semua usia, baik
anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan
mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam
lima hari.
Pada anak kecil dimulai dengan demam
mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata
biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang
demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot
dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa,
gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan
sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual
sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari
dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya
dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat,
renjatan maupun kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar