Kematian
ibu di Indonesia lebih disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat tentang
kesehatan ibu hamil merupakan faktor penentu banyaknya angka kematian. Penyebab
kematian ibu lainnya, menurut laporan KIA Provinsi 2011, jumlah kematian ibu
yang dilaporkan sebanyak 5.118 jiwa. Penyebab kematian ibu terbanyak masih
didominasi perdarahan (32%), disusul Hipertensi dalam kehamilan (25%), Infeksi
(5%), Partus lama (5%), dan Abortus (1%). Penyebab lain-lain (32%) cukup besar,
termasuk didalamnya penyebab penyakit non obstetrik. Untuk mencapai target MDGs
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, diperlukan upaya keras
dan penguatan kerja sama lintas sektoral (Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, 2013).
AKI di Indonesia masih cukup tinggi.
Tingginya AKI terkait dengan penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
1.
Faktor Penyebab Langsung
Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, hipertensi/eklampsia,
dan infeksi.
2.
Faktor Penyebab Tidak Langsung
Penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3
TERLAMBAT (Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan,
Terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan, Terlambat ditangani oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan) dan 4 TERLALU (Terlalu tua
hamil (di atas usia 35 tahun), Terlalu muda untuk hamil (di bawah usia 20
tahun), Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4), Terlalu dekat (jarak antar
kelahiran kurang dari 2 tahun) ).
(Sumber : Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, 2013).
Faktor yang menjadi penyebab lain
terjadi banyaknya kasus kematian ibu diantaranya pemberdayaan perempuan yang
tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan
masyarakat dan politik, kebijakan dan kaum lelaki pun dituntut harus berupaya
ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung
jawab. Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah ketidaksetaraan
gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap
ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan
adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat
perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan
perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar