Rabu, 27 Mei 2015

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN MANAJEMEN PUSKESMAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia.Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotif dan preventif atau lebih kita kenal dengan lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat  awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan  perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan. Yang hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut,  perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi sesuai dengan tugasnya.
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.Sehingga terciptalah masyarakat yang sehat dan produktif.Tidak gampang terjangkit penyakit dan selalu menjaga kesehatannya dengan baik (Efendi, 2009).

Soal Deskriptif dan Analitik




PG
1.      Apa saja jenis desain studi epidemiologi?
a.       Krosektional dan analitik
b.      Deskriptif dan analitik
c.       Kohort  dan  Krosektional
d.      Kasus Kontrol dan Kohort
2.      Jenis desain studi epidemiologi apakah yang mempelajari determinan studi penyakit di populasi?
a.       Deskriptif
b.      Kasus Kontrol
c.       Analitik
d.      Krosektional
3.      Apa saja yang termasuk variable dalam epidemiologi deskriptif?
a.       Who,When,Where
b.      How,Why,Who
c.       When,Why,How
d.      Where,How,Why

Imunisasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Lingkungan kita mengandung bermacam-macam agen infeksi , seperti virus, jamur dan parasite, dengan ukuran , bentuk dan sifat yang berbeda beda. Banyak dari agen ini dapat menyebabkan kerusakan patologis dan akhirnya membunuh hospes jika penyebarannya tidak dihambat. Pada idividu normal, sebagian besar infeksi berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan menyebabkan sedikit sekali kerusakan permanen karena sistem imun melawan agen infeksi dan mengendalikan atau melenyapkannya sebelum mendapatkan tempat berpijak. Perlu ditekankan bahwa fungsi primer sistem imun adalah melenyapkan agen infeksi dan meminimalkan kerusakan yang terjadi. Imunisasi(vaksinasi) merupakan aplikasi prinsip prinsip imunologi yang paling terkenal dan paling berhasil terhadap kesehatan manusia (wahab, 2002).
Sejarah Imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19 yang dilaksanakan untuk pemberantasan penyakit cacar. Program Imunisasi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan telah mencapai banyak keberhasilan selama empat dekade terakhir. Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti pembebasan atau kekebalan. Imunisasi adalah salah satu upaya tindakan medis yang paling efektif dan efisien. Imunisasi merupakan teknologi yang sangat berhasil di dunia kedokteran oleh Katz (1999) dikatakan imunisasi adalah “sumbangan ilmu pengetahuan yang terbaik yang pernah diberikan para ilmuwan di dunia ini” (wahab, 2002).
Data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%), campak 540.000 (38%). Di Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar 30.000-40.000 anak di Indonesia setiap tahun meninggal karena serangan campak, ini berarti setiap dua puluh menit seorang anak Indonesia meninggal karena campak(Press Release Simposium, 2010).
Imunisasi masih sangat diperlukan untuk melakukan pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis (TB), dipteri, pertusis (penyakit pernapasan), campak, tetanus, poliodan hepatitis B. Program imunisasi sangat penting agar tercapai kekebalan masyarakat (population immunity). Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Saat ini Indonesia masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014 (Pusat Komunikasi Publik, 2011). Walaupun program imunisasi telah dibuktikan sebagai tindakan pencegahan yang paling cost-effective, tingkat imunisasi remaja masih rendah dibandingkan dengan imunisasi yang dilakukan pada bayi dan anak-anak (Lee et al. 2008).Program imunisasi remaja telah direkomendasikan sejak tahun 1996, tetapi diestimasikan 35 juta remaja diseluruh dunia belum divaksinasi secara adekuat (Oster et al, 2005).

Tuberkulosis




I.         Tuberkulosis
A.       Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh MT. Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi dapat menyerang semua organ atau jaringan tubuh, misalnya pada lymph node, pleura dan area osteoartikular. Biasanya pada bagian tengah granuloma tuberkel mengalami nekrosis perkijuan (Depkes RI, 2002).
 Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2007).
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis), yang menyerang terutama paru dan disebut juga tuberkulosis paru. Bila menyerang organ selain paru (kelenjar limfe, kulit, otak, tulang, usus, ginjal) disebut tuberkulosis ekstra paru. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman tuberkulosis cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dormant atau tertidur lama dalam beberapa tahun.

Pengertian Penyakit Menular



Penyakit Menular Adalah Penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vector atau melalui lingkungan.

RESUME EPIDEMIOLOGI MEASURES “CASE FATALITY”



Profil Pasien
Seorang pekerja tua kilang minyak laki-laki 60 tahun mengalami sesak napas dan mimisan. Pada pemeriksaan fisik, ia terlihat pucat dan denyut nadinya tinggi hingga 110 denyutan per menit. Hematokrit Nya adalah 20% (rendah), menunjukkan anemia, jumlah sel darah putih adalah 15.00 / uL (rendah), dan pemeriksaan darah tepi melaporkan myeloblast tidak normal. Dia dirawat di rumah sakit karena diduga leukimia mielositik akut. Diagnosis dikonfirmasi dan dimulai kemoterapi. Sekitar 3 minggu setelah masuk, suhu tubuh pasien naik tiba-tiba ke 39°C dan jumlah granulosit nya turun menjadi 100/uL (abnormal rendah). Walaupun tidak ada sumber infeksi yang jelas, kultur diperoleh dari darah dan urin, dan antibiotik diberikan untuk menutupi berbagai infeksi potensial. Hasil pemeriksaan kultur ini menjelaskan adanya Staphylococcus aureus dalam darah.
Pendahuluan
Pentingnya penilaian risiko yang jelas di dalam profil pasien. Antibiotik diberikan kepada pasien bahkan sebelum penyebab infeksi demam diidentifikasi. Setiap keputusan pengobatan melibatkan menyeimbangkan risiko dan manfaat.